Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Ada Tiga Hal yang Perlu Dicermati

Kompas.com - 15/11/2011, 11:11 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengemukakan, ada tiga hal yang perlu dicermati terkait krisis ekonomi global.

Dalam seminar "Dampak Ketidakpastian Ekonomi Global Terhadap Perekonomian Indonesia," di Jakarta, Selasa (15/11/2011), Perry menyebutkan, pertama ada, kecenderungan lambatnya pemulihan ekonomi di negara-negara maju. Ini ditandai dengan adanya koreksi angka pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara. Misalnya saja, kini prediksi pertumbuhan ekonomi dunia dipangkas dari 4,3 persen menjadi 4 persen. Menurut IMF, pada laporannya bulan September lalu, menyebutkan, angka itu berlaku untuk tahun ini dan tahun depan (2012). "Jadi ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi global yang menurun," ucap Perry.

Lebih lanjut, Perry menyebutkan, negara-negara di Eropa sendiri agak sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Artinya, terang Perry, kondisi ekonomi Eropa melemah. Menurut IMF, perkiraan pertumbuhan ekonomi di kawasan itu hanya 1,6 persen pada 2011. Bahkan, ekonomi Eropa diperkirakan hanya tumbuh 1,1 persen pada 2012. Kondisi di wilayah ini, sebut dia, menjadi hal kedua yang harus dicermati dalam kaitannya dengan ketidakpastian ekonomi global.

Ia menyebutkan, ada perembetan masalah dari Yunani ke Italia. Setelah program dana talangan Yunani itu gagal, akhirnya terjadi pengunduran diri PM Yunani, George Papandreou. Kini, Yunani sedang dalam proses pembentukan pemerintah baru. Apa yang terjadi di Yunani kini merembet ke Italia. Pergantian pemimpin pemerintahan juga terjadi di Italia. "Apa yang terjadi di Eropa itu cerminan daripada ekspansi fiskal yang dibayai utang, yang kemudian tidak bisa sustain (pertahankan)," tambah Perry.

Di mana, terang dia, sebagian besar utang yang dipunyai negara-negara eropa, seperti Yunani, banyak dimiliki oleh lembaga keuangan dari beberapa negara maju di Eropa seperti Perancis dan Jerman. Sehingga masalah yang terjadi di Yunani berdampak pada negara-negara lainnya.

Faktor ketiga, lanjut dia, adalah risiko pembalikan modal dari negara maju keluar dari negara berkembang. Ini, terang dia, dapat menimbulkan sulitnya pengelolaan keuangan di negara berkembang, seperti Indonesia. "Itu adalah tiga (faktor) yang harus kita cermati," tegas dia.

Terhadap hal ini, Perry pun mengatakan, ekonomi Indonesia masih cukup baik dalam menahan dampak krisis global ini. Akan tetapi, sebut dia, tetap diperlukan langkah-langkah lanjutan dalam mengantisipasi dampak ke depannya. "Uncertainty-nya (ketidakpastian) masih sangat tinggi. Itu yang masih kita bisa lihat di sana," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com