Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Diminta Berbagi Atasi Krisis

Kompas.com - 14/11/2011, 05:40 WIB

Honolulu, Kompas - Pengalaman Indonesia mengatasi krisis ekonomi, ancaman korupsi, isu ekstremisme, dan persoalan perubahan iklim menjadi pertanyaan yang diajukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam forum pebisnis Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, Sabtu (12/11) pagi waktu setempat atau Minggu dini hari.

Atas permintaan berbagi pengalaman Indonesia melepaskan diri dari krisis ekonomi tahun 1997-1998 dan kembali mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, Presiden Yudhoyono mengemukakan, ”Kami berangkat dari upaya melakukan reformasi dalam berbagai bidang.”

Reformasi pertama-tama dilakukan dengan menata ulang sekaligus melakukan perbaikan pada fundamen ekonomi. Juga dilakukan konsolidasi kekuatan dengan mendorong kerja sama yang lebih baik antara pemerintah dan dunia usaha. Pasar domestik diperkuat dan ekspor ditingkatkan. Investasi domestik dan asing dibuka sebesar-besarnya. Sebagai hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011, misalnya, mencapai 6,5 persen dan tahun depan diharapkan mencapai 7 persen.

Wartawan Kompas Joseph Osdar dan Rikard Bagun melaporkan, pembicaraan Presiden Yudhoyono di depan forum pebisnis, APEC Chief Executive Officer (CEO) Summit, dilakukan sehari sebelum Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC), Minggu waktu setempat atau Senin di Jakarta. Honolulu berbeda waktu 17,5 jam dengan Jakarta. KTT APEC di Honolulu dihadiri pemimpin dari 21 negara, di tengah krisis perekonomian global, terutama di Uni Eropa dan AS. APEC didirikan tahun 1989.

Saat menjawab pertanyaan tentang korupsi yang dirisaukan investor asing, Presiden Yudhoyono mengakui, korupsi adalah tantangan berat bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Sekitar 150 pejabat di Indonesia ditahan karena korupsi. Lembaga antikorupsi diperkuat. Orang kian takut melakukan korupsi.

Presiden Yudhoyono adalah kepala negara ketiga yang tampil di depan forum APEC CEO Summit setelah Presiden China Hu Jintao dan Presiden AS Barack Obama. Indonesia diharapkan menjadi model kehidupan Islam yang moderat. ”Kami ingin terus menjaga sekuat tenaga sikap moderat bangsa kami,” katanya.

Di depan pebisnis yang datang dari 21 negara anggota APEC, termasuk CEO Google Eric Schmidt dan Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati, Presiden Yudhoyono menegaskan, demokrasi tidak perlu dipertentangkan dengan kesejahteraan. ”Indonesia pernah hanya menekankan pertumbuhan ekonomi dan mengabaikan demokrasi, tetapi akhirnya gagal. Sejak reformasi, Indonesia mendorong kemajuan ekonomi dan demokrasi secara paralel,” katanya.

Obama, yang berbicara setelah Hu Jintao, menyatakan kefrustrasian AS atas perilaku perdagangan China yang dinilai tidak adil, termasuk nilai mata uang China yang sengaja dibiarkan rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com