Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Merbabu Rusak Saluran Air

Kompas.com - 01/10/2011, 04:28 WIB

SEMARANG, KOMPAS - Kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah, telah merusak saluran air warga di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Jika saluran dari mata air di puncak Merbabu itu tidak segera diperbaiki, warga terancam kekurangan air.

Kebakaran yang melanda Taman Nasional Gunung Merbabu sejak Selasa (27/9) itu meliputi wilayah di Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Magelang. Luas lahan yang terbakar sekitar 100 hektar dari total areal 5.725 hektar.

Api yang sebelumnya sempat teratasi ternyata kembali menjalar ke areal yang lebih luas. Wilayah Kopeng, Getasan, Kabupaten Semarang, misalnya, baru dapat dikendalikan pada Jumat (30/9) siang. Namun, kebakaran itu merusak saluran air yang menghubungkan mata air dengan pemukiman warga di dua dusun, yaitu Dusun Thekelan dan Dusun Nglego.

Ketua Komunitas Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) wilayah Kabupaten Semarang, Suyono Nurwahadi, di Dusun Thekelan, wilayah terdekat lokasi kebakaran, mengatakan, pipa sepanjang 2 kilometer terbakar. Pipa itu mengalirkan air dari sumber air Jurang Grawah yang berada tak jauh dari puncak Gunung Merbabu.

Mata air tersebut merupakan sumber air utama sekitar 1.000 warga yang tinggal di kedua dusun itu. Kini, mereka memanfaatkan air dari tuk (mata air kecil) Kalisowe yang debit airnya jauh lebih kecil. Jika saluran air itu tidak segera diatasi, dan hujan juga belum turun, warga terancam krisis air serius.

Camat Getasan Tri Martono mengatakan akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Semarang untuk mengatasi rusaknya saluran air. ”Kami segera mengupayakan agar bantuan segera dikerahkan,” ujarnya.

Sementara itu, di lokasi lain, di Kecamatan Ampel, Boyolali, beberapa titik api belum dapat dipadamkan. Kepala Seksi I Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Marawayan mengatakan, kendala utama yang dihadapi adalah kondisi medan yang berat dan keterbatasan alat. Para petugas harus melalui jurang dan lereng terjal untuk mencapai lokasi.

”Walaupun kebakaran yang terjadi di Jawa tidak sebesar di daerah lain, upaya penanganan yang paling efektif adalah dengan bom air. Saat air dijatuhkan di titik api, api akan segera padam dan tak akan terus menjalar,” ujarnya.

Relawan RAPI, Triono, dalam perjalanan menuju pos pendakian pertama Thekelan, Kopeng, sekitar 4 kilometer dari puncak Merbabu, menyebutkan, berjalan kaki mencapai puncak paling cepat ditempuh selama 2,5 jam. Padahal, api menjalar sangat cepat. Masyarakat juga terus berupaya melokalisasi kebakaran dengan membabat ilalang agar kebakaran tak meluas. (UTI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com