Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahalnya Harga Investasi Masa Depan

Kompas.com - 23/06/2011, 13:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak dimungkiri bahwa properti hijau (green property) mahal. Namun, anggaran mahal ini justru menjadi investasi masa depan karena dalam jangka waktu tertentu nilai yang ditanamkan akan kembali.

"Investasinya relatif mahal karena pasarnya belum kuat. Namun, ke depan industrinya akan bergerak ke sana, sehingga pasarnya juga akan terbentuk dan akan lebih murah untuk bangunan hijau," ujar Dina Hartadi dari Green Building Council Indonesia dalam talkshow bertajuk Creating Quality of Green and Healthy Living di Jakarta, Rabu (22/6/2011).

Dulu, lanjut Dina, ketika lampu berbasis Light Emiting Diode (LED) pertama kali diperkenalkan juga masih dianggap mahal. Sekarang banyak produk justeru beralih dan mengklaim produknya LED.

"Material bangunan hijau juga akan seperti itu," kata Dina.

Ia mengatakan, meskipun belum ada insentif dari pemerintah untuk pengembang, saat ini nama baik pengembang yang menerapkan bangunan hijau menjadi investasi.

"Insentifnya nama baik, jadi bisa keliling menyampaikan pentingnya bangunan hijau. Ini ada sisi marketingnya sendiri," katanya.

Saat ini, ada 10 pilot project yang tengah diproses Green Building Council Indonesia (GBCI) untuk mendapatkan sertifikasi hijau (greenship). Karena proses sertifikasi yang panjang, sepuluh  proyek belum selesai.

Dina menambahkan, selain sertifikasi untuk bangunan, ke depan juga akan ada sertifikasi untuk hunian.

"Kita belum sampai ke sana, tapi akan ada sertifikasi hijau untuk kategori hunian, neighbourhood atau home," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com