Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakaian Lampu Hemat Energi Meningkat

Kompas.com - 03/05/2011, 03:28 WIB

Jakarta, Kompas - Maraknya pengalihan lampu pijar ke lampu hemat energi membuka peluang pasar bagi industri perlampuan listrik. Namun, peningkatan pemakaian lampu hemat energi itu tidak didukung dengan perkembangan industri komponen lampu sehingga industri nasional justru makin terpuruk di tengah serbuan produk impor terutama dari China.

Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia John Manoppo menyampaikan hal itu dalam jumpa pers Pameran Indo Power, Senin (2/5). Pameran dan pertemuan pebisnis di sektor kelistrikan itu akan diselenggarakan pada 12-14 Mei mendatang dan diikuti sejumlah negara, di antaranya Korea Selatan, India, dan Malaysia.

Menurut John, pemakaian lampu hemat energi di Indonesia tahun 2010 mencapai 200 juta unit. Dari total jumlah lampu hemat energi itu, sebanyak 161.247.699 lampu di antaranya diimpor dari sejumlah negara, terutama China. Adapun industri nasional hanya mampu menjual sekitar 40 juta lampu, padahal kapasitas produksinya bisa mencapai 200 juta unit.

Pada tahun ini, konsumsi lampu hemat energi diperkirakan mencapai 261.250 unit. Hal ini seiring pertumbuhan jumlah pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara yang diperkirakan mencapai 38 juta pelanggan.

”Kami berharap, dari total konsumsi itu, impor lampu hemat energi maksimal 180 juta, sisanya atau sekitar 80 juta unit diharapkan diisi industri dalam negeri,” ujarnya.

Untuk itu, perlu ada dukungan pemerintah melalui regulasi, antara lain, dengan penerapan verifikasi produk elektronik impor, termasuk lampu hemat energi di lima pelabuhan oleh lembaga sertifikasi.

Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Binsar Hutabarat menyatakan, pemerintah akan mendorong peningkatan efisiensi energi melalui pemakaian lampu hemat energi di instansi dan rumah tangga. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com