Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trihatma: Mengapa APL Sukses Membangun High-rise? (1)

Kompas.com - 23/03/2011, 07:32 WIB

KOMPAS.com - Trihatma Kusuma Haliman adalah generasi kedua keluarga Haliman, pendiri Agung Podomoro Group. Ayahnya, Anton Haliman, membangun antara lain perumahan Simprug dan Sunter Podomoro. Setelah Trihatma mengendalikan perusahaan ini, di tangan Trihatma lah, Agung Podomoro berkembang menjadi perusahaan pengembang terkemuka di Indonesia.

Agung Podomoro kini sudah dan sedang membangun 74 proyek properti, mulai dari properti untuk masyarakat menengah bawah, menengah, dan menengah atas, termasuk tiga proyek terbaru. Semua segmen pasar dimasuki Agung Podomoro. Jumlah apartemen yang sudah dibangun APL di luar rusunami, hingga Juni 2010, tercatat 61.000 unit, sehingga Agung Podomoro Land menguasai 51 persen pasar apartemen di Jakarta.

Lahir di Jakarta, 6 Januari 1952, Trihatma Kusuma Haliman sempat mengenyam pendidikan arsitektur di Universitas Trier, Kaiserlautern, Jerman 1970-1973. Namun sang ayah memanggilnya pulang ke Indonesia untuk membantu mengelola perusahaan properti APG. “Jadilah saya lulusan universitas APG,” seloroh Trihatma Kusuma Haliman dalam percakapan dengan Kompas.com di Central Park Jakarta, Selasa (22/3/11) sore.

Berikut ini wawancara eksklusif dengan Trihatma Kusuma Haliman, Presiden Direktur Agung Podomoro Land (APL) oleh Robert Adhi Kusumaputra dari Kompas.com. Ini bagian pertama hasil wawancara eksklusif selama 100 menit.

Agung Podomoro makin berkibar. Apartemen, perumahan (landed houses), hingga mixed-use development terus dibangun. Apa rahasia sukses Agung Podomoro mengembangkan industri properti di Indonesia?
Kami sangat fokus pada bidang properti. Spesialisasi dalam bidang properti. Dan dalam bidang properti, jam terbang kami sudah tinggi, sudah 45 tahun. Jadi sejak lahir sampai sekarang, jiwa saya ada dalam dunia properti berbagai jenis sehingga saya menjiwai usaha ini.

Kami sudah mengalami masa-masa up and down, menghadapi masa-masa sulit dalam dua kali krisis ekonomi, tahun 1997 dan 2008. Namun semua masa itu kami lalui dengan baik, Bahkan setelah krisis 2008, kami malah melakukan ekspansi. Karena bagi kami, krisis bukan berarti berhenti, tapi justru saatnya membeli.

Kalau kita ngerti bisnis yang baik, punya holding power yang baik, kita bisa jaga stamina, itulah kunci sukses. Dan kami punya jam terbang yang tinggi. Ayah saya, Anton Haliman, bersama Pak Ciputra dan Brasali, adalah perintis real estate. Dan saya yang melanjutkan dan membesarkan Agung Podomoro dengan perkembangan yang signifikan.

Perusahaan ini pada awalnya membangun perumahan Simprug, kemudian ekspansi ke Sunter yang wilayahnya 20 kali lebih luas. Kami mengembangkan kota di dalam kota.

Setelah sukses membangun landed houses, kami melihat lahan di Jakarta makin berkurang, sementara lalu lintas Jakarta makin macet dan pembangunan infrastruktur lamban. Kami lalu menawarkan konsep "back to the city". Orang harus dekat dengan tempat kerja agar bisa menghemat biaya transportasi. Ide membangun tempat tinggal di dalam kota dengan harga terjangkau pun diwujudkan untuk memecahkan masalah perumahan di dalam kota. Karena lahan terbatas, kami membangun high-rise, apartemen untuk semua lapisan masyarakat di Jakarta.

Sampai awal tahun 2011 ini, Agung Podomoro Land sudah membangun 62.000 unit apartemen menengah dan 30.000 unit rusunami dan anami di Jakarta. Konsep "back to the city" akan tetap diminati sehingga ke depan, Agung Podomoro tetap membangun apartemen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com