Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teduh Nyaman Rumah Bambu

Kompas.com - 06/03/2011, 03:00 WIB

 mawar kusuma

Gerah dan panas sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju Cibinong, Kabupaten Bogor, langsung sirna begitu memasuki kawasan Yayasan Bambu Indonesia. Semilir angin bertiup di antara keteduhan rumpun bambu.  

Tubuh terasa nyaman begitu duduk lesehan di gazebo ataupun rumah-rumah bambu. Tak heran, cukup banyak konsumen berupaya membawa pulang kesejukan itu dengan membangun rumah bambunya sendiri.

Sejak tahun 1985, pengelola Yayasan Bambu Indonesia, Jatnika Nanggamiharja, telah membangun lebih dari 3.000 rumah bambu di seluruh Indonesia. Permintaan ekspor knock down atau rakitan rumah bambu dari luar negeri pun terus mengalir, khususnya dari Malaysia, Brunei, dan Arab Saudi.

Jatmika mengaku sampai kewalahan dan menolak permintaan ekspor rumah bambu karena maksimal hanya bisa membangun dua rumah bambu kualitas nomor satu per tahun. Lamanya proses pembuatan rumah terkait pemilihan bahan baku rumah bambu berkualitas tinggi yang bisa memakan waktu hingga enam bulan.

Bambu rakitan yang dikirim ke Malaysia, antara lain, terdiri dari bambu betung, bambu gombong, bambu tali, dan bambu hitam yang sudah mengalami pengawetan di Bogor. Pembangunan tiap rumah dilakukan tenaga ahli dari Indonesia dan biasanya membutuhkan waktu pembangunan sekitar tiga bulan per rumah.

Di dalam negeri, pembangunan rumah bambu terus menjadi tren untuk digunakan sebagai kediaman pribadi, ruang pertemuan, hingga masjid dan pesantren. Bambu sanggup memberi citra rumah rakyat yang ramah lingkungan dan mudah dirawat. Dengan proses pengawetan yang benar, bambu tidak mudah rusak oleh cuaca atau serangan rayap dan bubuk.

Modern

Rumah bambu biasanya dibuat tidak terlampau besar, tetapi tetap mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia modern. Rumah bambu yang ditempati Jatnika dan keluarganya memiliki empat kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dua kamar mandi, serta teras di depan dan belakang rumah.

Bahan utama rumah ini menggunakan bambu pilihan, seperti bambu betung, bambu gombong, bambu tali, dan bambu hitam, berdiameter 12 cm hingga 20 cm. Setiap bambu diikat tali ijuk dengan 10 macam ikatan. Tali ijuk tak hanya berfungsi memperkuat bangunan, tetapi juga memberi sentuhan keindahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com