Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Properti: Lokasi, Lokasi, Lokasi

Kompas.com - 28/02/2011, 10:11 WIB

Ada banyak cara memupuk kekayaan melalui investasi. Salah satu alat investasi adalah properti. Seberapa menguntungkan investasi di bidang properti?

oleh: BM LUKITA GRAHADYARINI

Sejarah mencatat, nilai properti hampir tidak pernah turun. Keterbatasan dan menyempitnya lahan men dorong nilai aset properti terus naik Tak heran, prinsip klasik yang kerap digunakan dalam menaksir nilai properti adalah pemilihan lokasi, lokasi, dan lokasi!

Pasar properti dipengaruhi kondisi perekonomian, tingkat suku bunga, dan inflasi. Semakin rendah tingkat suku bunga dan inflasi, investasi properti semakin dilirik.

Tahun 2011, prospek properti diyakini semakin cerah. Optimisme perekonomian, kondisi politik, dan pertumbuhan bisnis menjadi pemantiknya, sekalipun tekanan inflasi dan suku bunga masih membayangi.

Sejumlah pengamat properti memprediksi, investasi properti akan tumbuh paling kuat dalam lima tahun terakhir. Industri properti global bahkan diprediksi mampu tumbuh 25-50 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada saat yang bersamaan, Asia Pasifik akan menjadi pasar yang paling dilirik. Menurunnya pasokan properti di sebagian Eropa dan Amerika Utara, serta relokasi bisnis, mendorong tren pasar properti ke kawasan Asia Pasifik Momentum pertumbuhan itu mewarnai seluruh sektor, baik perkantoran, ritel, kondominium, perhotelan, dan residensial.

Melihat tren itu, Indonesia selayaknya memetik manfaat. Harga properti Indonesia paling murah dibandingkan harga properti negara lain di regional, seperti Singapura, Malaysia, dan Hongkong, membawa daya pikat bagi konsumen dalam negeri maupun luar negeri.

Sebagai perbandingan, harga properti di Indonesia saat ini rata-rata 1.200-1.700 dollar AS atau Rp 10,8 juta-Rp 15,3 juta per meter persegi. Di Malaysia dan Vietnam bisa 3-4 kali lipat. Harga residensial di Singapura bahkan 10 kali lipat dibandingkan Indonesia.

Di sektor perhotelan, masuknya brand internasional dalam bisnis operator perhotelan juga menunjukkan kualitas produk Indonesia tak kalah bersaing dari negara lain. Sebagai contoh adalah masuknya operator perhotelan bintang lima, di antaranya St Regis, Fourseasons, dan Bulgari, yang bekerja sama dengan investor perhotelan lokal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com