Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palembang Bangun Kawasan Pedestrian di Tepi Sungai Musi

Kompas.com - 13/02/2011, 21:25 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Palembang membangun kawasan pedestrian di sepanjang tepi Sungai Musi. Selain akan menjadi tempat jogging dan jalur sepeda, kawasan pedestrian ini juga akan menjadi primadona kota.

“Dari 20 km panjang Sungai Musi yang masuk wilayah Kota Palembang, kami sudah membangun kawasan pedestrian di tepi sungai sepanjang dua kilometer di ilir dan satu kilometer di seberang ulu. Lebarnya antara 10 meter dan 15 meter,” papar Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra dalam percakapan dengan Kompas.com di ruang kerjanya, pekan lalu.

Program pembangunan kawasan pedestrian yang dinamakan Musi River Side Development ini membutuhkan dana dari anggaran tahun jamak. “Peraturan daerah tentang hal ini akan dikeluarkan sehingga siapapun yang menjabat wali kota, tetap melanjutkan pembangunan kawasan pedestrian ini,” kata Eddy Santana, yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) itu.

Menurut Eddy, saat ini Pemkot Palembang sedang membenahi daerah tepi Sungai Musi. Sudah 140 rumah yang direlokasi. “Persoalan utama adalah masalah tanah. Kami memindahkan warga tepi sungai ke rumah susun. Tidak sekadar memindahkan, tapi juga memberi solusi,” katanya.

Relokasi dilakukan bertahap setiap tahun. Saat ini di daerah ilir, sepanjang 2 km tepi Sungai Musi, sudah tampak bersih dan indah. Sementara sepanjang 1 km di daerah ulu, juga sudah terlihat cantik.

Investor properti berdatangan
Eddy Santana menambahkan, pembenahan daerah tepi Sungai Musi memancing para investor membangun hotel dan apartemen di tepi sungai. “Beberapa investor hotel seperti Marriott dan Santika menginginkan lokasi di tepi sungai,” kata alumnus SMA Xaverius I Palembang lulusan tahun 1975 ini.

Grup Lippo misalnya sedang membangun rumah sakit Siloam dan membangun mal bawah tanah. Investor lokal membangun Hotel Aston di Jalan Basuki Rahmat, sedangkan investor lainnya membangun Swiss Belhotel.

Eddy Santana yang kini memegang jabatan Wali Kota Palembang untuk periode kedua, mengatakan selain maraknya pembangunan properti, pihaknya juga akan membangun infrastruktur jalan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. “Jembatan Musi III di Pulao Kemaro dan Musi IV di Pasar Kuto harus cepat dibangum,” tandasnya. Saat ini Palembang sudah mengoperasikan sarana transportasi semi busway yang menjangkau semua wilayah kota. Palembang juga sudah memiliki jalan lingkar barat.

Menjelang penyenggaraan SEA Games November 2011, Palembang terus berbedah diri. “Pemkot baru saja membeli enam feri sebagai alat transportasi penyeberangan di Sungai Musi. Dermaganya sudah disiapkan. Jadi warga yang menyeberang dengan feri, hanya butuh 10-15 menit.Kalau naik mobil, butuh waktu dua jam karena harus berputar jauh. Tahun ini feri-feri itu sudah beroperasi,” jelasnya.

Eddy Santana dikenal sebagai wali kota pemberani. Tahun 2002, ia memindahkan pedagang sayur, pedagang ikan, pedagang buah yang sering memacetkan lalu lintas kota ke Pasar Induk. Ia hanya butuh waktu lima hari. Keberanian Eddy ini menjadi modal utamanya mengelola Kota Palembang. (Robert Adhi Kusumaputra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com