Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monorel Masih Sebatas Kajian

Kompas.com - 15/10/2010, 17:14 WIB

Semarang, Kompas - Proyek monorel masuk dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2011-2015. Namun, Wali Kota Semarang Soemarmo HS menegaskan proyek monorel merupakan program jangka panjang dan pemkot baru akan mengkaji.

Seusai pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang 2011-2015, Kamis (14/10), di Semarang, Soemarmo mengatakan, pemkot akan mengatasi persoalan yang sudah jelas terlihat. "Saya akan fokus dulu menangani rob, pelayanan publik, atau jalan rusak dulu," katanya.

Meski demikian, dalam paparan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, Selasa (12/10), pembangunan monorel sudah dijadwalkan dalam lima tahun ke depan. Pemkot mulai dengan studi kelayakan pada 2011, penyusunan desain teknis terperinci (DED) pada 2012, pengadaan lahan pada 2013, dan pengerjaan fisik pada 2014-2015.

Direktur Kajian Strategis Demokrasi dan Sosial (Krisis) Suwignyo Rahman mengatakan, jika pengerjaan fisik dilakukan mulai 2014, proyek monorel tersebut bukan lagi proyek jangka panjang, tetapi menengah. Pengerjaan fisik itu seharusnya ditunda dulu, dan pemkot harus lebih serius membenahi transportasi umum yang sudah ada, seperti Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang. Jika hanya sebatas pengkajian, tidak lagi menjadi persoalan.

"Pengkajian memang perlu supaya rencana pembangunan menjadi matang," katanya.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Agung Budi Margono juga mengatakan, pembangunan monorel sebaiknya tidak dilakukan dalam jangka pendek. Pemkot harus fokus mengoptimalkan BRT di koridor I rute Mangkang-Penggaron dan mulai membangun koridor II rute Terboyo-Pudakpayung.

Dalam draf RPJMD Kota Semarang 2011-2015 disebutkan bahwa peningkatan transportasi di Kota Semarang meliputi pembangunan koridor II BRT rute Terboyo-Pudak Payung. Pembangunan halte di koridor II dimulai tahun 2012-2013.

"Koridor II perlu didorong untuk mengatasi kemacetan di Semarang bagian atas," kata Agung.

Menurut Agung, RPJMD merupakan rapor pemerintah daerah. Jika pemkot tetap bersikeras membangun monorel dalam lima tahun ini, Agung khawatir pemkot tidak akan berhasil karena biaya pembangunan monorel sangat tinggi.

Peneliti transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan, pembangunan monorel bisa menjadi proyek yang sia-sia. "Monorel lebih pantas dipakai untuk transportasi wisata, bukan angkutan massal," katanya.

Suwignyo menambahkan, biaya yang tinggi dari proyek monorel bisa digunakan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan warga Kota Semarang. "Percuma infrastruktur di Semarang maju, tetapi masyarakatnya miskin," katanya. (DEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com