KOMPAS.com - Pasar real estate Australia diuntungkan dengan runtuhnya pasar properti di Dubai karena para pembeli dari China dan Rusia memindahkan investasi mereka ke negeri kanguru tersebut. Para investor dari kedua negara itu kini merupakan pembeli asing terbanyak. Mereka membeli properti residensial, terutama Gold Coast di Queensland.
Tahun lalu, pembeli dari China melakukan transaksi sebesar 22,76 juta dollar AS untuk pembelian rumah dan apartemen, sedangkan pembeli dari Federasi Rusia menandatangani pembelian rumah-rumah di Gold Coast senilai 22,7 juta dollar AS.
Pembeli dari Rusia hampir tidak ada di pasar properti Queensland sekitar 10 tahun yang lalu, menurut Paul Barratt, Project Marketing Director DTZ, sebuah perusahaan penasihat real estate global.
Kekayaan orang-orang Rusia meningkat dari hasil minyak dan tambang. Hal ini membuat para pengembang Australia mencari target pembeli orang-orang Rusia melalui road show di Moskwa, ibu kota Rusia. Langkah ini memberi kontribusi pada jumlah permintaan properti.
Yan Orlievsky, Direktur Moss Capital, grup investasi, mengatakan runtuhnya gelembung properti Dubai menyebabkan investor Rusia mencari pasar yang lebih aman. "Australia selalu menjadi gagasan romantis bagi orang-orang Rusia. Ini menjadi kebanggaan, memiliki investasi di Australia. Rusia memiliki kelas menengah yang terus tumbuh. Mereka memiliki uang tunai untuk berinvestasi. Ini bukan investasi dengan cara berutang," jelasnya.
Investor Rusia bersaing dengan investor China yang selalu menjadi pembeli besar di Australia. Menurut pengembang apartemen terbesar Australia, Harry Triguboff, proporsi pembeli China di lokasi yang sama dapat mencapai 60 persen. "Saya memperkirakan sekitar 200 juta dollar AS dari penjualan saya, berasal dari para pembeli China setiap tahun," kata Triguboff. Perusahaannya, Meriton, membangun ribuan apartemen di Sydney, Brisbane, dan Gold Coast.
Paul Barratt menambahkan, ada juga peningkatan jumlah pembeli asal Afrika Selatan di Queensland dalam dua tahun terakhir. Para pengembang Australia menargetkan investor Afrika Selatan, menyusul kuatnya perekonomian negara di selatan Afrika tersebut.
Permintaan dari pembeli mancanegara juga didorong oleh perubahan yang dilakukan tahun 2008 oleh Badan Peninjau Investasi Asing Australia, yang mengizinkan 100 persen dari sebuah proyek perumahan baru dijual kepada para pembeli asing. Sebelumnya orang asing hanya diperbiolehkan membeli sampai 50 persen dari sebuah proyek properti baru di Australia.
Investor dari Singapura dan Malaysia yang membeli properti di Australia juga termasuk meningkat. (Sumber: propertywire.com)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.