Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Membaca" Kereta Api di Museum Sejarah Jakarta

Kompas.com - 08/01/2010, 13:26 WIB

MUNGKIN masih banyak warga Jabodetabek dan sekitarnya yang belum tahu bahwa sejak 1 April 2009 PT Kereta Api (KA) telah membentuk satu unit baru yaitu Pusat Pelestarian Benda Bersejarah PT KA (Persero). Unit ini, sesuai dengan nama yang disandang, bertugas melakukan konservasi terhadap aset PT KA. Aset berharga milik PT KA tentu tak hanya berkisar pada stasiun, gedung bekas kantor PT KA di masa Belanda, jalur kereta api, rumah sinyal, jembatan, lokomotif, tapi tentu juga sistem tiket beserta tiket itu sendiri, teknologi, dan masih banyak detil lain yang merupakan aset pelengkap sejarah perkeretaapian di Indonesia.

Untuk menghimpun aset yang selama ini boleh jadi terbengkalai, maka unit ini perlu menginventarisir ulang sembari mengidentifikasi kondisi aset. Semua dilakukan dalam rangka menghidupkan kembali aset-aset PT KA untuk kemudian dibagikan kepada generasi penerus, pelajar, penggemar kereta api, dan khalayak umum yang awam. Tujuannya tentu sebagai pembelajaran bagi masyarakat luas tentang sejarah transportasi khususnya kereta api.

Sejurus dengan tugas dan tujuan itu, maka Pusat Pelestarian Benda Bersejarah (PPBB) PT KA (Persero) mulai berupaya mengenalkan diri sekaligus membagi ilmu pada masyarakat dengan menggelar pameran sejarah kereta api bertajuk Perjalanan Panjang Sang Roda Besi Indonesia sejak 30 Desember 2009 – 12 Januari 2010. Pameran berlangsung di Museum Sejarah Jakarta (MSJ) di kawasan Kota Tua. Jika tak sempat melihat pameran ini, barangkali bisa mengejar ke Bandung di mana pameran akan digelar mulai 16 Januari 2010 di Rumah Dayang Sumbi (rumah dinas PT KA di Jalan Dayang Sumbi yang diubah menjadi galeri).

Sayangnya, pameran ini tak selayaknya pameran, pada pameran kali ini tak ada katalog. Menurut penjaga pameran, katalog hanya dibagikan saat pembukaan. “Nanti aja ke Bandung, abis ini kan ke Bandung tanggal 16 Januari,” demikian ucapnya enteng. Tentu saja menggelikan. Yang namanya pameran, katalog tak bisa tak ada. Dan tak hanya disediakan pada saat pembukaan. Apakah pameran itu hanya dibuka pada saat pembukaan? Ghalibnya pameran, tak kebanyakan berisi tulisan berisi sejarah, tetapi hendaknya lebih berupa fisik, misalnya, potongan rel trem, rumah sinyal, ada apa saja di rumah sinyal, apa gunanya. Tiket Edmondson, apa itu? Itu tiket yang kini memang sudah mulai digantikan tiket dengan sistem komputerisasi.

Nah, katalog itulah yang diisi narasi beserta, tentu saja, koleksi yang bisa jadi tak semua bisa dipamerkan. Selain itu, jangka waktu  pameran seminimnya adalah satu bulan. Untuk itu, memang, waktu persiapan serta konsep dan bahan perlu dipersiapkan matang.

Seperti yang tersebut di atas, tugas unit ini tak lain menginventarisasi kemudian memelihara, menghidupkan kembali aset yang terbengkalai, memperkenalkan kepada khalayak. Pameran menjadi salah satu ajang perkenalan itu, tapi tentu saja bukan berarti lebih banyak narasi. Misalkan melalui foto atau replika suatu benda yang akan diperkenalkan, dipamerkan, dikabarkan kepada khalayak,  bahwa PT KA menemukan rumah sinyal pertama di suatu dusun dan sudah dihidupkan kembali menjadi monumen. Itu misal. Tentu pameran akan bergantung pada konsep dan tujuannya.

Baiklah, ke depan, mudah-mudahan penggelar pameran, siapapun itu, akan lebih memahami makna pameran itu sendiri dan mempersiapkan dengan matang sehingga tak hanya membuang anggaran secara percuma.

Selama April tahun lalu hingga Januari tahun ini, PPBB PT KA (Persero) tercatat sudah melakukan beberapa kegiatan dan perencanaan. Sebut saja revitalisasi Stasiun Tangjungpriok, rencana pengembangan heritage rail trail di Jakarta, pemasangan penanda benda cagar budaya pada aset yang punya nilai sejarah, revitalisasi Lawang Sewu di Semarang, menyusun panduan pelestarian, penataan, pengelolaan dan pemanfaatan aset bangunan bersejarah perkeretaapian. Bagaimanapun usaha PPBB PT KA (Persero) yang belum genap setahun memang layak diberi applause, tentu dengan harapan agar upaya ini tak surut, malah makin menggelora di tahun ini. Bagi awak PT KA (Persero) sangat bisa jadi perihal pelestarian, pusaka budaya (heritage) merupakan hal baru tapi bukan hal baru yang tak bisa dipelajari dan dipahami. Semoga sejarah lengkap perjalanan panjang kereta api di Indonesia bisa terkumpul dan dijadikan satu kisah sendiri dalam sebuah museum yang layak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com