Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sederhana Terkendala Harga Tanah

Kompas.com - 10/11/2009, 12:15 WIB

Cirebon, Kompas - Tingginya harga tanah di Kota Cirebon menyebabkan pembangunan rumah sederhana sulit dilakukan. Akibatnya, pembangunan diperluas ke sejumlah daerah perbatasan di Kabupaten Cirebon. Padahal, lahan untuk perumahan di wilayah Kota Cirebon masih tersedia.

Menurut Ketua Real Estat Indonesia (REI) Wilayah Cirebon Surya Wijaya, Senin (9/11), harga tanah di Kota Cirebon lebih mahal dua kali lipat dibandingkan dengan di Kabupaten Cirebon. Oleh sebab itu, pengembang akan merugi jika membangun rumah sederhana sehat (RSH) di Kota Cirebon dengan harga jual rumah yang ditetapkan pemerintah tidak boleh lebih dari Rp 55 juta.

Saat ini rata-rata harga tanah di Kota Cirebon adalah Rp 100.000-Rp 175.000 per meter persegi. Adapun harga tanah di Kabupaten Cirebon masih Rp 40.000-Rp 60.000 per meter persegi, bahkan masih ada yang harganya Rp 20.000 per meter persegi. "Jadi, rumah sederhana hanya bisa dibangun di pinggiran kota yang masuk wilayah Kabupaten Cirebon," kata Surya.

Manajer Cabang Perum Perumnas Regional IV Cirebon Rachmadi Syukri mengakui, ketersediaan lahan di Cirebon sebenarnya masih luas, tetapi harganya terus berkembang. Dibandingkan dengan Kota Cirebon, pengembang cenderung memilih mencari lahan di Kabupaten Cirebon yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kota, seperti daerah Sumber, Talun, dan Arjawinangun.

Alasannya, akses jalan serta fasilitas umum, di antaranya pasar, terminal, dan rumah sakit, di daerah itu telah tersedia sehingga memudahkan pengembang membangun perumahan di sekitarnya. Selain itu, untuk membangun RSH, harga tanah yang ideal adalah Rp 30.000-Rp 40.000 per meter persegi. Apabila harganya lebih dari Rp 90.000 per meter persegi, tanah itu cenderung untuk membangun rumah menengah atas atau rumah mewah dengan harga jual di atas Rp 100 juta.

Tiap tahun harga tanah dan rumah di Cirebon naik 20-30 persen mengikuti tren kenaikan angka pertumbuhan ekonomi, inflasi, serta pendapatan penduduk per kapita. Surya menjelaskan, hampir di semua wilayah perbatasan Kota dan Kabupaten Cirebon berpotensi menjadi lokasi perumahan RSH. Namun, yang paling berpotensi adalah Cirebon utara dan barat, seperti daerah Mundu, Plered, dan Jamblang, karena harga tanahnya masih murah.

Dijual lagi

Maman menjelaskan, tumbuhnya perekonomian Cirebon merangsang daya beli rumah. Kebanyakan konsumen RSH membeli rumah untuk tempat tinggal, sedangkan yang membeli rumah menengah atas untuk berinvestasi. Umumnya konsumen yang membeli rumah menengah atas itu berpenghasilan lebih dari Rp 4 juta dan konsumen RSH memiliki penghasilan Rp 1,5 juta-Rp 2,5 juta per bulan. Jumlah permintaan RSH pun mendominasi, sekitar 70 persen dari total rumah yang dibangun.

Menurut Ismail, staf PT Graha Utama Sejahtera, pengembang Perumahan Graha Bima Terace, konsumen rumah menengah atas adalah pegawai setingkat manajer, sedangkan konsumen RSH adalah karyawan. Karena tujuannya investasi, sejumlah rumah mewah yang telah lunas langsung dijual lagi oleh pemiliknya.

REI Wilayah Cirebon menargetkan tahun 2009 mampu membangun 12.000 RSH, mengacu pada permintaan rumah sederhana di Cirebon yang lebih dari 1.000 unit setiap tahun. Sayang, karena penyaluran dana kredit pemilikan rumah dari perbankan seret, baru 800 RSH yang terbangun hingga kuartal III-2009. Sementara pembangunan rumah mewah baru mencapai 45 persen dari estimasi 300 unit per tahun. (THT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com