Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujudkan Integrasi Program Sarjana dan Pascasarjana

Kompas.com - 30/08/2009, 17:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Daya saing suatu bangsa ditentukan mutu pendidikan tingginya. Pendidikan tinggi menanggung beban sejarah dalam membangun peradaban bangsanya melalui relasi timbal balik dengan pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil. Tanpa pendidikan tinggi yang bermutu, prestisius dan berkelas dunia, daya saing bangsa tidak akan meningkat secara signifikan.  

"Dengan demikian, universitas sebagai manufaktur pengetahuan (manufacture of knowledge) yang harus senantiasa memeriksa posisi sentralnya di tengah masyarakat berbasis pengetahuan ( knowleddge based society)," kata rektor Universitas Indonesia Prof Gumilar Rusliwa Somantri, dalam upacara wisuda dan penyambutan mahasiswa baru program spesialis, profesi, magister, dokter UI, Sabtu (29/8) kemarin, di Jakarta.

Untuk itu, saat ini tengah dikembangkan wacana serta kajian mengenai kemungkinan integrasi antara program sarjana dan pascasarjana. Apabila program pascasarjana (magister) dapat diselesaikan dalam tempo dua tahun, maka integrasi program sarjana dan pascasarjana dapat menciptakan seorang master dalam tempo lima tahun. Ini tentu merupakan suatu terobosan tersendiri dalam upaya menciptakan SDM bangsa yang berkualitas.

Integrasi program sarjana dan pascasarjana dapat dimengerti sebagai berikut. Pertama, lulusan SMU yang lulus ujian masuk perguruan tinggi terdaftar sebagai mahasiswa program magister. Kedua, sebelum masuk ke berbagai program studi spesifik, di tahun pertama seluruh mahasiswa harus mengambil mata kuliah universitas (PDPT-liberal arts).

Ketiga, selaku mahasiswa program magister yang bersangkutan harus mengambil sejumlah sks (+/- 160 sks) sebagai syarat kelulusannya. Ketika mahasiswa sudah menyelesaikan 120 sks maka dia diberi pilihan, terus melanjutkan sampai meraih gelar magister atau selesai dengan ijasah sarjana strata satu.  

"Dengan kemudahan seperti itu, diharapkan lebih dari separuh mahasiswa akan melanjutkan ke jenjang magister. Sehingga, rasio antara jumlah mahasiswa pascasarjana dan sarjana dapat me ncapai rasio ideal yakni 1 : 2," ujarnya menambahkan.

Integrasi program sarjana dan pascasarjana mampu menciptakan efisiensi dalam segi usia. Saat ini rata-rata mahasiswa meraih gelar magister pada usia 30 tahun dan Doktor pada usia 45 tahun. Jadi, sisa waktu yang dapat diabdikan seorang pengajar bergelar Doktor hanya dua puluh tahun (asumsi pensiun pada usia 65 tahun).

Sementara, dengan sistem pendidikan sarjana yang terintegrasi dengan pascasarjana sekarang, rata-rata mahasiswa meraih gelar magister pada usia 23 tahun dan Doktor pada usia 26 tahun. Dengan demikian, apabila satu universitas rata-rata menerima mahasiswa Doktor sebanyak 100 Doktor, maka dalam waktu delapan tahun, bangsa ini akan mendapat SDM Doktor berusia 26 tahun sebesar 298.200 Doktor.

Sumber daya manusia lulusan program pascasarjana terintegrasi tak hanya memiliki kecakapan khusus melainkan juga wawasan luas dan holistik. Ditambah lagi, lulusan itu masih sangat muda sehingga masih produktif dan kreatif sehingga nantinya mampu bersaing di dalam pasar tenaga kerja baik di tingkat regional dan internasional. Mereka dipastikan akan mengharumkan nama bangsa lewat berbagai kreativitas dan inovasinya.

Integrasi program sarjana dan pascasarjana juga akan memperamping struktur manajemen pendidikan. Jabatan ketua atau koordinator program studi S-1 dapat dihilangkan karena diintegrasikan dengan ketua program pasca sarjana. Ketua program pascasarjana yang mengurus berbagai persoalan akademik bagi seluruh mahasiswa program magister.

Apabila saat ini sebuah universitas rata-rata memiliki 200 program studi S-1, maka akan terjadi efisiensi SDM sebanyak 200 orang. Alhasil, mereka yang tidak lagi menempati jabatan struktural selaku ketua atau koordinator program studi S-1 dapat kembali meneliti sehingga meningkatkan jumlah publikasi universitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com