Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitektur Tradisional Minangkabau tak Berkembang

Kompas.com - 03/08/2009, 12:21 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Peneliti pada Fakultas Teknik Arsitektur, Universitas Bung Hatta (UBH), Dr Ir Eko Alvares MSA mengatakan, perkembangan linier arsitektur bangunan tradisional Minangkabau berada pada tahap yang tidak pernah berkembang dengan baik.

Penilaian itu disampaikan Eko pada "International Conference on Construction Industry" (ICCI) 2009 digelar UBH dan Universiti Teknologi Malaysia, di Padang, Minggu (2/8) kemarin .

Menurut dia, pendapatan yang berkembang tersebut didukung beberapa fakta seperti perkembangan fisik bangunan dengan arsitektur tradisional Minang tidak mengalami perkembangan berarti sejak puluhan tahun terakhir.

Kalau pun ada usaha-usaha pengembangan belasan tahun sebelumnya, namun yang terjadi hanya sekedar pengulangan, replikasi dan konsekuensi dari penemuan material baru serta interpretasi sejarah yang sering terjebak situasi stagnasi, tambahnya.

Ia mengatakan, perkembangan arsitektur seharusnya mengalami kemajuan yang linier sesuai perkembangan masyarakat pendukungnya sehingga dalam satu waktu mengalami transformasi bentuk dalam menjawab tantangan kemajuan zaman.

Terhadap perkembangan arsitektur tradisional Minangkabau, terlihat aspek modernisasinya tidak berkembang disebabkan terjadinya patahan dan interupsi yang dipengaruhi kondisi sosial budaya masyarakat pendukungnya.

Eko menilai, beberapa usaha yang dilakukan untuk transformasi arsitektur tradisional Minangkabau sering terjebak dalam simbol-simbol dan simplifikasi fisik.

Bahkan usaha-usaha dilakukan, tidak menunjukkan perkembangan berarti namun lebih cenderung berhenti, tambah Eko Alvares.

"Internasional Conference on Construction Industry" digelar di Padang 30-31 Juli 2009 dengan tema "Reconstructing and Redesign" diikuti sekitar 100 arsitek dan tim ahli konstruksi dari Indonesia dan Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com