Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fauzi: Jangan Merusak Bakau

Kompas.com - 03/08/2009, 04:03 WIB

Jakarta, Kompas - Kegiatan reklamasi dan pembangunan lainnya di pesisir Jakarta tidak boleh sewenang-wenang dan tidak boleh sampai merusak tanaman bakau. Hutan bakau harus terus dilestarikan untuk melindungi pantai dari abrasi dan laut pasang.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengungkapkan hal itu di sela-sela pencanangan ”Angke Kapuk Mangrove Green Belt” dan Komunitas Sahabat Bakau di kawasan Restorasi Ekologis Hutan Bakau (Mangrove) di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Minggu (2/8).

Acara ini dihadiri sekitar 1.000 orang, termasuk Duta Besar Peru, Sri Lanka, Afganistan, Uzbekistan, dan Timor Leste.

Acara pencanangan itu ditandai dengan aksi penanaman sekitar 2.000 anakan bakau dilahan sekitar 2.000 meter persegi, dari luas total yang sudah ditanam di kawasan restorasi, yakni sekitar 44,76 hektar. Sama seperti Fauzi Bowo, para duta besar yang sempat hadir itu pun ikut menanam masing-masing satu anakan bakau setinggi 80 sentimeter.

Kepala BPLHD Provinsi DKI Jakarta Peni Susanti mengungkapkan, luas hamparan yang ditargetkan untuk ditanami bakau sekitar 354 hektar.

Menurut catatan, luas areal bakau yang telah ditanam seluruhnya 334,7 hektar tersebar di kawasan Restorasi Ekologis Hutan Lindung Angke 44,76 hektar, Taman Wisata Alam Angke 99,82 hektar, Kebun Bibit Angke 10,51 hektar, Suaka Marga Satwa Muara Angke 25,02 hektar, kawasan Transmisi PLN 23,7 hektar, Cengkareng Drain 28,39 hektar, sekitar Jalan Tol Prof Sedyatmo 95,50 hektar, dan kawasan Ecomarine Tourism Muara Angke 7 hektar.

Kegiatan penanaman anakan bakau, kemarin, merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Ke-482 Jakarta, sekaligus Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2009. Selain mencanangkan ”Angke Kapuk Mangrove Green Belt” dan Komunitas Sahabat Bakau, Gubernur juga menyerahkan sertifikat penghargaan kepada beberapa pihak yang peduli pada pelestarian bakau.

Sampah rusak mengrove

Fauzi juga mencemaskan aliran sampah dan limbah yang terus mencemari perairan Teluk Jakarta. Sampah terutama pada jenis plastik yang hanyut hingga memenuhi wilayah pesisir dan menjadi musuh utama dalam upaya pelestarian mangrove.

”Belum ada pelindung dari ancaman sampah plastik bagi tanaman mangrove. Tumpukan batu yang disusun itu hanya berfungsi sebagai pemecah ombak. Ketika air laut pasang masih banyak sampah plastik yang mematikan mangrove,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta Ben Saray.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com