Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngeri... Harga Rumah Mulai Tak Terkendali!

Kompas.com - 13/05/2013, 11:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga perumahan, baik apartemen maupun rumah tapak, di sejumlah kota besar di Indonesia mulai tak terkendali. Hal itu dikhawatirkan memicu gelembung properti dan tersendatnya pemenuhan kebutuhan rumah bagi rakyat kebanyakan.

Berdasarkan data Konsultan Properti Cushman & Wakefield Indonesia, rumah tapak dalam kurun tiga tahun terakhir mengalami kenaikan hampir 100 persen. Pada triwulan I-2013, harga rumah tapak rata-rata naik 25,1 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Harga perumahan, baik apartemen maupun rumah tapak, di sejumlah kota besar di Indonesia mulai tak terkendali. Tahun lalu, harga rumah tapak tercatat meningkat 27,8 persen jika dibandingkan dengan tahun 2011. Pada 2011, kenaikan harga rumah tapak mencapai 27,7 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Harga rumah tapak sepanjang tahun 2013 diprediksi akan meningkat hingga 28 persen. Kawasan residensial skala besar yang telah dilengkapi sejumlah fasilitas, seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, universitas, dan hotel diprediksi menikmati kenaikan harga tertinggi.

Tetap laku

Namun, meski harganya terus naik, produk perumahan laku keras hampir di seluruh segmen pasar. Penyerapan didominasi untuk perumahan segmen menengah hingga menengah atas akibat suplai rumah untuk masyarakat menengah bawah masih minim.

Di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), komposisi penyerapan rumah tinggal untuk segmen atas mencapai 27 persen, segmen menengah atas 28 persen, segmen menengah 22 persen, segmen menengah bawah 15 persen, dan segmen bawah 8 persen.

Kategori rumah segmen atas itu di atas harga Rp 2 miliar per unit, segmen menengah atas di kisaran Rp 1,4 miliar-Rp 2 miliar per unit, dan rumah segmen menengah Rp 800 juta-Rp 1,39 miliar per unit. Adapun rumah segmen menengah bawah di kisaran Rp 400 juta-Rp 799 juta per unit dan segmen bawah di bawah Rp 400 juta per unit. (ART/RAY/BRO/ABK/ RIZ/KSP/LKT/NDY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau