Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beginilah Rusun di China, Tepat di Bawah Jalan Layang!

Kompas.com - 09/03/2013, 15:36 WIB

KOMPAS.com - Tak ubahnya di Jakarta, laju pertumbuhan penduduk di China pun berakibat pada persoalan perumahan. Seperti terlihat di Kota Guiyang, sebelah barat laut Beijing, para warga penghuni rumah susun mau tak mau harus tinggal di bawah jalan layang.

Jarak antara rumah paling atas dan jalan yang itu sangat mepet, hanya terpaut beberapa meter. Akibatnya, lalu lalang kendaraan membuat bising penghuni rumah susun. Telinga mereka pun harus disumpal kapas tiap kali menjelang tidur.

Jalan layang berjuluk Shuikousi ini sebetulnya lebih dulu dibangun, yaitu sekitar tahun 1997. Sepanjang 300 meter membelah kota, jalan layang ini merupakan jalur tercepat menuju Bandara Longdongbao.

Pada 1999, pemerintah setempat mendirikan sepuluh rumah susun di bawah jalan layang itu. Hal ini dilakukan untuk menampung para buruh atau pekerja rendahan untuk serta menampung warga korban gusuran.

Akibatnya, setiap hari para penghuni rumah susun ini terganggu kebisingan bermacam kendaraan yang melintas di jalan layang atau tepat di atas kepala mereka. Bukan hanya bisingnya knalpot, jendela kaca rumah mereka pun bergetar tiap kali kendaraan melintas.

Pertumbuhan penduduk

Sampai saat ini, Kota Guiyang ditinggali empat juta penduduk. Sebagian besar mereka menempati beberapa rumah susun di empat jalan layang utama kota itu. Pemerintah kesulitan mengendalikan laju pertumbuhan yang begitu cepat dan menyediakan tempat tinggal bagi para penduduk. Mereka terpaksa membangun rumah susun di beberapa lokasi lahan kosong walau terletak persis di bawah jembatan.

Memang, pada mulanya banyak penghuni rumah susun yang pindah lantaran tidak tahan dengan keadaan tersebut. Salah satu penghuni rumah susun, Lao Yang, mengaku butuh waktu lama agar bisa beradaptasi dengan keadaan ini.

Yang tinggal di rumah susun itu sejak pertama kali diresmikan pada 1999. Saking terbiasa dengan kebisingan dan getaran akibat melintasnya kendaraan, pada 2008 silam ia bahkan tidak merasakan gempa bumi mengguncang kota itu. 

Namun, kebisingan itu agaknya mulai mereda. Sejak 2009, pemerintah kota Guiyang melarang truk berkapasitas besar melewati jalan layang itu. Bahkan, kendaraan jenis pick-up hanya diperbolehkan melintas pada sore hari.

Masalah selesai? Tentu saja, tidak. Persoalan tidak selesai hanya pada urusan kebisingan. Karena masalah lain dan terbesar bagi para penghuni rumah susun itu adalah debu-debu jalanan.

Baca juga: Rumah "Kandang Besi", Sisi Gelap Hong Kong yang Gemerlap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Tarif Tol Medan-Binjai Bakal Naik, Simak Rinciannya
Tarif Tol Medan-Binjai Bakal Naik, Simak Rinciannya
Berita
Hankyu Hanshin Properties, Raksasa Jepang Pemilik Properti Premium Jakarta
Hankyu Hanshin Properties, Raksasa Jepang Pemilik Properti Premium Jakarta
Listing Properti
Minat Investor Tinggi, Harga Lahan Industri Jadi Rp 2,8 Juta Per M2
Minat Investor Tinggi, Harga Lahan Industri Jadi Rp 2,8 Juta Per M2
Berita
Kuota KPR Subsidi Naik Drastis, BTN Siapkan 220.000 Rumah buat Kamu
Kuota KPR Subsidi Naik Drastis, BTN Siapkan 220.000 Rumah buat Kamu
Berita
Agar Tak Tersesat, Catat 13 Mal di Jakarta Dekat Transportasi Umum
Agar Tak Tersesat, Catat 13 Mal di Jakarta Dekat Transportasi Umum
Listing Properti
Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi Tuntas Akhir 2025
Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi Tuntas Akhir 2025
Berita
Awal Bulan, Kamu Bisa Pertimbangkan Beli Rumah, Ini Pilihan Murah
Awal Bulan, Kamu Bisa Pertimbangkan Beli Rumah, Ini Pilihan Murah
Listing Properti
Analisis Struktur Pasca Gempa Kamchatka: 600 Gedung Apartemen Aman
Analisis Struktur Pasca Gempa Kamchatka: 600 Gedung Apartemen Aman
Konstruksi
Bukan lagi Mimpi, Kamu Bisa Punya Rumah Pulau Seharga Rp 156 juta
Bukan lagi Mimpi, Kamu Bisa Punya Rumah Pulau Seharga Rp 156 juta
Listing Properti
Tangerang Raja Rumah Tapak Jabodetabek, Ini Segmen yang Lagi Naik Daun
Tangerang Raja Rumah Tapak Jabodetabek, Ini Segmen yang Lagi Naik Daun
Listing Properti
Kocekmu Terbatas tapi Bermimpi Punya Rumah? Ini Pilihan Sesuai Kantong
Kocekmu Terbatas tapi Bermimpi Punya Rumah? Ini Pilihan Sesuai Kantong
Listing Properti
Kapan Lagi Punya Rumah Murah Rp 136 Jutaan? Tengok Pilihannya di Sini
Kapan Lagi Punya Rumah Murah Rp 136 Jutaan? Tengok Pilihannya di Sini
Listing Properti
Rumahmu Tak Layak Huni? Ada Bantuan Rp 17,5 Juta untuk Renovasi
Rumahmu Tak Layak Huni? Ada Bantuan Rp 17,5 Juta untuk Renovasi
Konstruksi
Berminat Menetap di Bulukumba? Ini 5 Pilihan Rumah Mulai Rp 136 Juta
Berminat Menetap di Bulukumba? Ini 5 Pilihan Rumah Mulai Rp 136 Juta
Listing Properti
Atur Perjalanan Kamu, Ada Perbaikan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Atur Perjalanan Kamu, Ada Perbaikan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Konstruksi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau