Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Tetap Berkilau, Properti Makin Menjanjikan (Selesai)

Kompas.com - 13/01/2012, 14:05 WIB

KOMPAS.com - Gejolak di pasar keuangan dunia tidak akan berakhir pada tahun ini. Karena itu, kita harus lebih cermat merencanakan investasi keuangan keluarga, agar target pendanaan jangka pendek, menengah, dan panjang tidak terganggu.

"Prospek harga saham masih bisa positif jika lembaga pemeringkat, seperti Standard & Poor’s maupun Moody’s Investor Services, segera mengikuti langkah Fitch Ratings mengerek peringkat utang Indonesia menjadi investment grade atau tempat yang nyaman untuk berinvestasi. Investment grade akan mendorong investor asing lebih banyak lagi masuk ke Indonesia," terang Aidil Akbar dari ACF Financial Check Up.

Porsi investasi Lantas, bagaimana menata keranjang investasi tahun ini?

Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting berpesan, tetapkan dulu tujuan investasi, mana kebutuhan jangka pendek yang harus di siapkan tahun ini dan mana yang digunakan untuk jangka menengah dan panjang? Untuk keranjang investasi yang akan dipanen guna memenuhi keperluan pendanaan kurang dari setahun, Eko masih merekomendasikan tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang, dengan komposisi sekitar 10%–15% dari total investasi.

Selanjutnya, untuk kebutuhan pendanaan di atas setahun dan maksimal lima tahun, produk yang bisa dipilih cukup beragam, mulai dari reksadana pendapatan tetap, obligasi atau sukuk ritel, emas, dan sedikit porsi di reksadana campuran.

"Dengan basis investasi obligasi, porsi sekitar 30% bagi mereka yang tidak terlalu berani menanggung risiko dan 50% untuk yang memiliki karakter risk taker," kata Eko.

Untuk tujuan pendanaan lebih dari lima tahun mendatang atau jangka panjang, produk yang bisa dipilih adalah reksadana campuran dengan spesialisasi di saham, dan reksadana saham. Sedangkan, Anda yang tergolong sebagai risk taker murni, Eko menyarankan untuk mencoba berinvestasi di bursa komoditi. Sebab, tahun depan ia memprediksi, konsumsi komoditi di Asia makin meningkat.

"Alokasi bisa 40% untuk yang risk averse dan sampai 50% untuk risk taker," katanya.

Sementara, Aidil memperkirakan, saham masih memberikan potensi yang cukup bagus di tahun 2012, untuk investasi jangka panjang. Selain saham, ia memperkirakan, harga properti juga masih bisa naik lebih tinggi lagi sehingga bisa mendatangkan imbal hasil investasi yang tinggi.

Tapi, Anda harus hati-hati dengan properti yang harganya sudah cukup tinggi, terutama di kota besar, seperti Jakarta. Karena itu, ia menyarankan, bila Anda minat menanamkan duit di properti, sebaiknya memilih apartemen dengan harga masih di bawah Rp 800 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com